karakteristik remaja
Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi,
kemudian pada masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja. Hubungan
sosial anak pertama-tama masih sangat terbatas dengan orang tuanya dalam
kehidupan keluarga, khususnya dengan ibu dan berkembang semakin meluas dengan
anggota keluarga lain, teman bermain dan teman sejenis maupun lain jenis. Berikut ini akan dijelaskan mengenai hubungan
remaja dengan teman sebaya dan orang tua.
1). Hubungan dengan Teman
Sebaya
Teman sebaya (peers)
adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang
sama. Jean Piaget dan Harry Stack Sullivan (dalam Santrock, 2003: 220)
mengemukakan bahwa anak-anak dan remaja mulai belajar mengenai pola hubungan
yang timbal balik dan setara dengan melalui interaksi dengan teman sebaya.
Mereka juga belajar untuk mengamati dengan teliti minat dan pandangan teman
sebaya dengan tujuan untuk memudahkan proses penyatuan dirinya ke dalam
aktifitas teman sebaya yang sedang berlangsung. Sullivan beranggapan bahwa
teman memainkan peran yang penting dalam membentuk kesejahteraan dan
perkembangan anak dan remaja. Mengenai kesejahteraan, dia menyatakan bahwa
semua orang memiliki sejumlah kebutuhan sosial dasar, juga termasuk kebutuhan
kasih sayang (ikatan yang aman), teman yang menyenangkan, penerimaan oleh
lingkungan sosial, keakraban, dan hubungan seksual.
Ada beberapa beberapa strategi yang tepat untuk
mencari teman, yaitu :
-Menciptakan interaksi sosial yang baik dari mulai
menanyakan nama, usia, dan aktivitas favorit.
-Bersikap menyenangkan, baik dan penuh perhatian.
-Tingkah laku yang prososial seperti jujur, murah hati
dan mau bekerja sama.
-Menghargai diri sendiri dan orang lain.
-Menyediakan dukungan sosial seperti memberikan
pertolongan, nasihat, duduk berdekatan.
-berada dalam kelompok yang sama dan menguatkan satu
sama lain dengan memberikan pujian.
Ada beberapa dampak apabila terjadi penolakan pada
teman sebaya. Dampak negatif dari penolakan tersebut
adalah :
a). Akan merasa kesepian
karena kebutuhan social mereka tidak terpenuhi.
b). Akan merasa tidak
bahagia dan tidak aman.
c). Akan mengembangkan
konsep diri yang tidak menyenangkan, yang dapat menimbulkan penyimpangan kepribadian.
d). Kurang memiliki pengalaman
belajar yang dibutuhkan untuk menjalani proses sosialisasi.
e). Akan merasa sangat
sedih karena tidak memperoleh kegembiraan yang dimiliki teman sebaya mereka.
f). Sering mencoba
memaksakan diri untuk memasuki kelompok dan ini akan meningkatkan penolakan
kelompok terhadap mereka semakin memperkecil peluang mereka untuk mempelajari
berbagai keterampilan sosial.
g). Akan hidup dalam ketidakpastian
tentang reaksi sosial terhadap mereka, dan ini akan menyebabkan mereka cemas, takut, dan sangat peka.
h). Sering melakukan
penyesuaian diri secara berlebihan, dengan harapan akan meningkatkan penerimaan
sosial mereka.
Sementara itu, ada beberapa manfaat yang diperoleh jika seorang anak dapat diterima dengan
baik. Manfaat tersebut yaitu:
a). Merasa senang
dan aman.
b). Mengembangkan konsep
diri menyenangkan karena orang lain mengakui mereka.
c). Memiliki kesempatan
untuk mempelajari berbagai pola prilaku yang diterima secara sosial dan
keterampilan sosial yang membantu kesinambungan mereka dalam situasi sosial.
d). Secara mental bebas untuk
mengalihkan perhatian meraka ke luar dan untuk menaruh minat pada orang atau
sesuatu di luar diri mereka.
e). Menyesuaikan diri
terhadap harapan kelompok dan tidak mencemooh tradisi sosial.
2). Hubungan dengan Orang
Tua
Masa remaja awal adalah suatu periode ketika
konflik dengan orang tua meningkat melampaui tingkat masa anak-anak.
Peningkatan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu perubahan biologis
pubertas, perubahan kognitif yang meliputi peningkatan idealisme dan penalaran
logis, perubahan sosial yang berfokus pada kemandirian dan identitas, perubahan
kebijaksanaan pada orang tua, dan harapan-harapan yang dilanggar oleh pihak orang
tua dan remaja.
Banyak orang tua melihat remaja mereka berubah dari seorang anak yang selalu menurut
menjadi seseorang yang tidak mau menurut, melawan, dan menantang
standar-standar orang tua. Bila ini terjadi, orang tua cenderung berusaha
mengendalikan dengan keras dan memberi lebih banyak tekanan kepada remaja agar
mentaati standar-standar orang tua.
Dari uraian tersebut, ada baiknya jika kita dapat
mengurangi konflik yang terjadi dengan orang tua dan remaja. Berikut ada
beberapa strategi, yaitu :
1). Menetapkan aturan-aturan dasar bagi pemecahan
konflik.
2). Mencoba mencapai suatu pemahaman timbale balik.
3). Mencoba melakukan corah pendapat (brainstorming).
4). Mencoba bersepakat tentang satu atau lebih
pemecahan masalah.
5). Menulis kesepakatan.
6). Menetapkan waktu bagi suatu tindak lanjut untuk
melihat kemajuan yang telah dicapai.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti menyimpulkan
bahwa karakteristik
remaja atau proses perkembangan remaja meliputi masa transisi biologis
yaitu pertumbuhan dan perkembangan fisik. Transisi kognitif yaitu perkembangan
kognitif remaja pada lingkungan sosial dan juga proses sosioemosional dan yang
terakhir adalah masa transisi sosial yang meliputi hubungan dengan orang tua,
teman sebaya, serta masyarakat sekitar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar