Rabu, 26 September 2012

pergaulan remaja masa kini

Pergaulan remaja telah menjadi masalah yang sangat besar dalam masyarakat kita masa kini. Terutama, dalam dekade terakhir, gadis remaja semakin banyak kehilangan keperawanan mereka di usia muda, memiliki banyak pasangan seks pada usia dini, dan anak perempuan lebih banyak remaja yang memiliki bayi. Tapi mengapa? Penyebab pergaulan remaja tidak bisa sangat jelas, tetapi saya merasa bahwa beberapa penyebab utama adalah harga diri yang rendah, kurang fit, dan kebodohan. Sebuah alasan utama untuk ini adalah rendah diri. Banyak gadis merasa sangat tidak aman tentang diri mereka sendiri. Salah satu cara yang bisa membuat mereka merasa cantik adalah dengan memiliki banyak pasangan seks. Mereka merasa bahwa jika mereka berhubungan seks dengan siapa pun yang menginginkannya, maka mereka akan disukai. Saya merasa bahwa media memainkan peran besar dalam remaja memiliki harga diri yang rendah. Gadis-gadis muda membaca majalah seperti Seventeen, Vibe, YM dan semua mereka lihat adalah wanita kurus. Mereka menonton video musik seperti hip hop video dan melihat semua wanita cantik dalam balutan bikini dan mendengar orang mengatakan itu tipe perempuan yang mereka inginkan.

Ketidaktahuan memainkan peran besar dalam pergaulan remaja. Ketika orang tua tidak merasa perlu untuk berbicara dengan anak-anak mereka tentang seks, dapat menyebabkan remaja lebih banyak dan lebih muda untuk berhubungan seks. Sebagai orang tua, peran mereka adalah untuk memastikan bahwa anak-anak mereka dididik tentang masalah ini, mereka perlu memastikan bahwa anak-anak mereka mengetahui risiko. Ada banyak penyakit yang terjadi di sekitar dan banyak remaja memiliki bayi.
Aku menyalahkan orang tua yang tidak akan berbicara dengan anak-anak mereka tentang seks karena mereka juga tidak ingin anak-anak mereka untuk belajar tentang itu atau takut mereka tentang apa yang mungkin terjadi jika anak-anak mereka tahu tentang hal itu. Mereka tidak menyadari bahwa jika mereka tidak berbicara dengan anak-anak mereka tentang seks, anak-anak mereka kemungkinan besar akan berakhir memiliki banyak pasangan dan bahkan mungkin menangkap PMS. Dalam artikel itu, "Orang tua tidak harus menerima konsep yang menyesatkan dari "seks aman", ia mengatakan, "jika kita bisa memutar balik waktu, mungkin kita tidak akan menerima kesimpulan bahwa remaja yang hilang akan seksual aktif dan, lebih buruk lagi, memberi mereka instruksi tentang bagaimana untuk melanjutkan. Mungkin kita akan bertanya "Apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah aktivitas seksual remaja?" Jika kita melakukan itu, mungkin kita tidak akan melihat anak kelas enam yang aktif secara seksual, ketujuh, dan kedelapan atau 11 atau 12 tahun ibu "Itu. berpikir seperti ini yang harus berhenti. Seseorang tidak dapat mencegah remaja dari berhubungan seks, namun setidaknya dapat seseorang lakukan adalah memastikan bahwa remaja sedang aman. Dengan menjadi aman saya mengacu untuk mengetahui untuk menggunakan perlindungan, mengetahui tentang semua penyakit di luar sana, kehamilan remaja, dan konsekuensi dari memiliki banyak pasangan seks. Orangtua perlu menerima bahwa suatu tempat di jalan remaja mereka akan menjadi aktif secara seksual, tetapi tidak yang terbaik.

karakteristik remaja

Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial anak pertama-tama masih sangat terbatas dengan orang tuanya dalam kehidupan keluarga, khususnya dengan ibu dan berkembang semakin meluas dengan anggota keluarga lain, teman bermain dan teman sejenis maupun lain jenis. Berikut ini akan dijelaskan mengenai hubungan remaja dengan teman sebaya dan orang tua.

 

1). Hubungan dengan Teman Sebaya

Teman sebaya (peers) adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang sama. Jean Piaget dan Harry Stack Sullivan (dalam Santrock, 2003: 220) mengemukakan bahwa anak-anak dan remaja mulai belajar mengenai pola hubungan yang timbal balik dan setara dengan melalui interaksi dengan teman sebaya. Mereka juga belajar untuk mengamati dengan teliti minat dan pandangan teman sebaya dengan tujuan untuk memudahkan proses penyatuan dirinya ke dalam aktifitas teman sebaya yang sedang berlangsung. Sullivan beranggapan bahwa teman memainkan peran yang penting dalam membentuk kesejahteraan dan perkembangan anak dan remaja. Mengenai kesejahteraan, dia menyatakan bahwa semua orang memiliki sejumlah kebutuhan sosial dasar, juga termasuk kebutuhan kasih sayang (ikatan yang aman), teman yang menyenangkan, penerimaan oleh lingkungan sosial, keakraban, dan hubungan seksual.

 

Ada beberapa beberapa strategi yang tepat untuk mencari teman, yaitu :

-Menciptakan interaksi sosial yang baik dari mulai menanyakan nama, usia, dan aktivitas favorit.

-Bersikap menyenangkan, baik dan penuh perhatian.

-Tingkah laku yang prososial seperti jujur, murah hati dan mau bekerja sama.

-Menghargai diri sendiri dan orang lain.

-Menyediakan dukungan sosial seperti memberikan pertolongan, nasihat, duduk berdekatan.

-berada dalam kelompok yang sama dan menguatkan satu sama lain dengan memberikan pujian.

Ada beberapa dampak apabila terjadi penolakan pada teman sebaya. Dampak negatif dari penolakan tersebut adalah :

a). Akan merasa kesepian karena kebutuhan social mereka tidak terpenuhi.

b). Akan merasa tidak bahagia dan tidak aman.

c). Akan mengembangkan konsep diri yang tidak menyenangkan, yang dapat menimbulkan penyimpangan kepribadian.

d). Kurang memiliki pengalaman belajar yang dibutuhkan untuk menjalani proses sosialisasi.

e). Akan merasa sangat sedih karena tidak memperoleh kegembiraan yang dimiliki teman sebaya mereka.

f). Sering mencoba memaksakan diri untuk memasuki kelompok dan ini akan meningkatkan penolakan kelompok terhadap mereka semakin memperkecil peluang mereka untuk mempelajari berbagai keterampilan sosial.

g). Akan hidup dalam ketidakpastian tentang reaksi sosial terhadap mereka, dan ini akan menyebabkan mereka cemas, takut, dan sangat peka.

h). Sering melakukan penyesuaian diri secara berlebihan, dengan harapan akan meningkatkan penerimaan sosial mereka.

Sementara itu, ada beberapa manfaat yang diperoleh jika seorang anak dapat diterima dengan baik. Manfaat tersebut yaitu:

a). Merasa senang dan aman.

b). Mengembangkan konsep diri menyenangkan karena orang lain mengakui mereka.

c). Memiliki kesempatan untuk mempelajari berbagai pola prilaku yang diterima secara sosial dan keterampilan sosial yang membantu kesinambungan mereka dalam situasi sosial.

d). Secara mental bebas untuk mengalihkan perhatian meraka ke luar dan untuk menaruh minat pada orang atau sesuatu di luar diri mereka.

e). Menyesuaikan diri terhadap harapan kelompok dan tidak mencemooh tradisi sosial.

 

2). Hubungan dengan Orang Tua

Masa remaja awal adalah suatu periode ketika konflik dengan orang tua meningkat melampaui tingkat masa anak-anak. Peningkatan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu perubahan biologis pubertas, perubahan kognitif yang meliputi peningkatan idealisme dan penalaran logis, perubahan sosial yang berfokus pada kemandirian dan identitas, perubahan kebijaksanaan pada orang tua, dan harapan-harapan yang dilanggar oleh pihak orang tua dan remaja.

Banyak orang tua melihat remaja mereka berubah dari seorang anak yang selalu menurut menjadi seseorang yang tidak mau menurut, melawan, dan menantang standar-standar orang tua. Bila ini terjadi, orang tua cenderung berusaha mengendalikan dengan keras dan memberi lebih banyak tekanan kepada remaja agar mentaati standar-standar orang tua.

Dari uraian tersebut, ada baiknya jika kita dapat mengurangi konflik yang terjadi dengan orang tua dan remaja. Berikut ada beberapa strategi, yaitu :

1). Menetapkan aturan-aturan dasar bagi pemecahan konflik.

2). Mencoba mencapai suatu pemahaman timbale balik.

3). Mencoba melakukan corah pendapat (brainstorming).

4). Mencoba bersepakat tentang satu atau lebih pemecahan masalah.

5). Menulis kesepakatan.

6). Menetapkan waktu bagi suatu tindak lanjut untuk melihat kemajuan yang telah dicapai.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa karakteristik remaja atau proses perkembangan remaja meliputi masa transisi biologis yaitu pertumbuhan dan perkembangan fisik. Transisi kognitif yaitu perkembangan kognitif remaja pada lingkungan sosial dan juga proses sosioemosional dan yang terakhir adalah masa transisi sosial yang meliputi hubungan dengan orang tua, teman sebaya, serta masyarakat sekitar.

Tahap-tahap perkembangan remaja



Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja:

a. Remaja awal (early adolescent)

Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran

baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja  oleh lawan jenis ia sudah berfantasi erotik.

Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali

terhadap ego menyebabkan para remaja awal ini sulit dimengerti dan

dimengerti orang dewasa.

b. Remaja madya (middle adolescent)

   Pada tahap  ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan narsistis yaitu mencintai diri sendiri dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya. selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau materialis, dan sebagainya. Remaja

pria harus membebaskan diri dari oedipus complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa anak-anak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan.

c. Remaja akhir (late adolescent)

   Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu:

• Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

• Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman- pengalaman baru.

• Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

• Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.

• Tumbuh ”dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum.

          Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu untuk

mengenal perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Berdasarkan sifat atau ciri

perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap yaitu:

a. Masa remaja awal (10-12 tahun)

• Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.

• Tampak dan merasa ingin bebas.

• Tampak dan memang lebih  banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak).

b. Masa remaja tengah (13-15 tahun)

• Tampak dan ingin mencari identitas diri.

• Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.

• Timbul perasaan cinta yang mendalam.

c. Masa remaja akhir (16-19 tahun)

• Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.

• Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.

• Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.

• Dapat mewujudkan perasaan cinta.

• Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.